Jumat, Juni 13

SECANGKIR TEH HANGAT RESITAL

Matahari menapaki waktunya menuju pada persembahan alam yang agung, kepulan asap knalpot membawa saya ke pintu gerbang imajinasi yang berkeliaran di bangku-bangku kosong SMA Negeri 1 Sumenep. Sangat terasa geliat aktivitas siswa kelas sepuluh dengan seriusnya para siswa merekam seluruh permainan acting didepan kamera. Peluh menetes dan omelan sutradara terdengar tegas menyusun scene per scene menjadi jalinan adegan film pelajar. Terkadang omelan-omelan pemain dan crew merajut diperistiwa proses kreativitas tersebut. Dan bedug Magrib pun bergema, sunyi sesaat menyisakan goresan-goresan gambar di dalam pita kamera handycam.

Kehangatan itu sangat terasa hingga ke ruang-ruang keluarga, ruang guru sampai ke ruang pembuangan akhir. Semua menggugat, semua menoleh dan semuanya khawatir, ada proses apakah gerangan yang membuat semua siswa penuh konsentrasi melaksanakan “shotting”, entah apakah alasan yang dibuat-buat agar bisa dapat ijin keluar rumah untuk bertemu dengan kekasihnya, entah juga sebuah alasan untuk bisa meninggalkan jam pelajaran karena suntuk, ataukah meninggalkan rutinitas les yang terasa monoton ???

Namun kehangatan teh sore itu mencairkan praduga tak bersalah, ya mereka satu tujuan “kreativitas yang mampet dan kegelisahan imajinasi serta logika ditumpahkan sampai pada kartasis dalam sebuah karya”. Dan semua siswa hiruk pikuk menyerutup teh hangat resital tepat pada waktunya. Ya semua pengorbanan besar yang mungkin hanya mendapatkan cibiran dari teh yang berceceran di lantai kosong. (by. Agus teater
)

Tidak ada komentar: